Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit[butuh rujukan] dan Si Pitung dari Betawi.
Silat adalah tradisi masyarakat Minangkabau. Bertani adalah bagian dari budaya Minangkabau. Sebagian besar dari para tuo Silek di Sumatera Barat hidup dengan bertani, baik sebagai peternak, petani (ke sawah-ke ladang) atau pun sebagai nelayan bagi tuo silek yang hidup di pesisir pantai Sumatera Barat.
Bagi masyarakat Minangkabau, silat identik dengan lelaki. Lelaki Minangkabau dulu memiliki tiga (3 M) kepandaian praktis; pandai mengaji (alquran), pandai mengkaji (ilmu beladiri silat) dan pandai menggalas (berbisnis). Pasca Sumpah Marapalam di Bukik Puncak Pato Lintau Tanahdatar, masyarakat adat dan agama sepakat bahwa Adat Basandi Syarak-syarak Basandi Kitabullah.
seorang anak yang akan pergi merantau,terlebih dahulu mempelajari silek sampai matang. agar mereka bisa membela diri dari serangan para penyamun, atau melindungi kaum kerabatnya dari angkara murka. Anak lelaki Minang sejak kecil sudah belajar di surau. Biasanya mereka dilatih guru mengaji
Kata pencak silat berasal dari dua kata, yaitu “mancak” dan “silek”. Mancak merupakan bunga gerakan silek. Mamancak berarti memperagakan gerakan bunga silat, berupa gerakan-gerakan tarian silat yang dipamerkan di dalam acara-acara adat atau acara-acara seremoni lainnya. Gerakan-gerakan untuk mancak diupayakan seindah dan sebagus mungkin dimaksudkan sebagai pertunjukan.
Kata silek merupakan gerakan seni pertempuran yang dipergunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, sehingga gerakan-gerakan diupayakan sesedikit mungkin, cepat, tepat, dengan maksud melumpuhkan lawan.
Setiap nagari di Minangkabau memiliki tempat belajar silat atau dinamakan juga sasaran silek. Setiap nagari memiliki sasaran silek, ini adalah suatu keharusan. Ibarat sebuah negara, tidak mungkin tidak memiliki angkatan perang. Konsep nagari itu sama dengan konsep sebuah negara. Hubungan antara nagari dengan nagari lainnya sama halnya dengan hubungan antar negara.
dipimpin oleh guru yang dinamakan Tuo Silek. Tuo silek ini memiliki tangan kanan yang bertugas membantu beliau mengajari para pemula. kepada anak sasian (murid). Gerakan silek itu diambil dari berbagai macam hewan yang ada di Minangkabau, contohnya Silek Harimau, Kucing dan Silek Buayo (Buaya). Namun dalam perkembangannya, ada sasaran silek, umumnya silek yang berasal dari kalangan tarekat atau ulama menghilangkan unsur-unsur gerakan hewan di dalam gerakan silek mereka, karena dianggap bertentangan dengan ajaran agama Islam
Orang yang mahir bermain silat dinamakan pandeka (pendekar). Gelar Pandeka pada zaman dahulunya dilewakan (dikukuhkan) secara adat oleh ninik mamak dari nagari yang bersangkutan. Pandeka ini memiliki peranan sebagai parik paga dalam nagari (penjaga keamanan negeri), sehingga mereka dibutuhkan dalam menciptakan negeri yang aman dan tentram.
Variasi dari gerakan silek terjadi karena rentang waktu yang sedemikan lama dari awal silek itu dirumuskan; Pancarian surang-surang (penemuan baru oleh guru baik disengaja atau tidak); Perbedaan minat; Hasil adu pandapek (hasil diskusi sesama pendekar); dan pengaruh dari beladiri lain
Para tuo silek mengatakan jiko mamancak di galanggang, kalau basilek di muko musuah (jika melakukan tarian pencak di gelanggang, sedangkan jika bersilat untuk menghadapi musuh). Oleh sebab itu para tuo silek (guru besar) jarang ada yang mau mempertontonkan keahlian mereka di depan umum bagaimana langkah-langkah mereka melumpuhkan musuh.
Oleh sebab itu, pada acara festival silat tradisi Minangkabau, maka penonton akan kecewa jika mengharapkan dua guru besar (tuo silek) turun ke gelanggang memperlihatkan bagaimana mereka saling serang dan saling mempertahankan diri dengan gerakan yang mematikan.
Kedua tuo silek itu hanya melakukan mancak dan berupaya untuk tidak saling menyakiti lawan main mereka, karena menjatuhkan tuo silek lain di dalam acara akan memiliki dampak kurang bagus bagi tuo silek yang “kalah”. Dalam praktik sehari-hari, jika seorang guru silat ditanya apakah mereka bisa bersilat, mereka biasanya menjawab dengan halus, dan mengatakan bahwa mereka hanya bisa mancak (pencak), padahal sebenarnya mereka itu mengajarkan silek (silat).
Silek Minang memiliki beberapa aliran, seperti :
- Silek Tuo (Silat Tua),
Dianggap silat paling tua yang turun dari daerah Pariaman, Padang Panjang berkembang di daerah Kabupaten Limapuluh Kota. Dikenal dengan prinsip beladiri yang tangkis jurus satu dan serang jurus dua. Pada aliran ini diajarkan untuk menangkis yang utama setelah itu barulah menyerang.
- Silek Sitaralak (Silat Sitaralak, Silek Lintau (Silat Lintau)
Silek sitaralak, Lintau, Kumango, Luncua terkenal sampai ke Malaysia. Silek sitaralak merupakan silat yang beraliran keras dan kuat.
Contoh Silek Tuo dan Sitaralak. Silek Tuo ada yang menganggap itu adalah versi silek paling tua, namun pendapat lain mengatakan bahwa silat itu berasal dari Tuanku Nan Tuo dari Kabupaten Agam. Tuanku Nan Tuo adalah anggota dari Harimau Nan Salapan, sebutan lain dari Kaum Paderi yang berjuang melawan Belanda di Sumatera Barat. Hubungan sitaralak dan silek tuo adalah kajian yang menarik untuk dikupas lebih dalam.
- Silek Luncua (Silat Luncur),
- Silek Kumango (Silat Kumango),
Aliran silat ini berasal dari Tanah Datar. Terkenal akan gerakan mematikan yang disebut kuncian kumango yang terdiri dari sepuluh jurus. Selain itu juga terdapat jurus menangkis dan menyerang dengan cepat agar musuh tidak berkutik. Kemudian ada gerakan yang berfungsi sebagai umpan bagi lawan. Pada aliran ini juga adanya perbedaan jurus gerakan silat di malam hari dan siang hari.
- Silek Harimau (Silat Harimau),
Salah satu aliran silat di Minangkabau yang menggunakan permainan bawah dan terinspirasi dari gerakan harimau yang cepat, tepat, dan kuat untuk melumpuhkan musuh. Gerakannya pun mengunci, menendang, memukul, bertarung ditanah, dan menggunakan senjata. Langkahnya lebih sering merendah, kuat, namun anggun.
- Silek Pauah (Silat Pauh),
Aliran silat yang berasal dari Kota Padang dan termuda di Sumatera Barat. Merupakan kompilasi dari segala aliran silat yang ada di Minangkabau. Khusus untuk berperang pada masa penjajahan dulunya.
- Silek Gulo-Gulo Tareh (Silat Gulo-Gulo Tareh),
Aliran silat ini berasal dari Gunung Singgalang dalam setiap gerakannya menggunakan dan bermain rasa. Sehingga kadang terlihat kesannya seperti bercanda. Oleh karena itu dapat mengecoh tindakan musuh.
- Silek Ulu Ambek (Silat Ulu Ambek),
Aliran silat ini berasal dari Padang Pariaman yang menjadi pertahanan maritim Kerajaan Pagaruyuan ketika itu. Kesenian yang identik dengan silat batin sebagai penghadang pertama penjajah asing ke tanah Minang Sumatera bagian barat
- Silek Sungai Patai (Silat Sungai Patai), dan
- Silek Baruah (Silat Baruh).
Aliran silat yang salah satu beladiri Minangkabau yang asalnya dari Pesisir Selatan dan perguruannya ada di Padang.
Ada beberapa nama aliran silat lain yang punya nama (Asal usul dari aliran silat juga rumit dan penuh kontroversi.)
- Silek Tiang Ampek,
- Silek Balubuih,
- Silek Pangian (berkembang di Kabupaten Kuantan Singingi), dan
- Silek Buah Tarok dari Bayang, Pesisir Selatan
Beberapa konsep dari silek Minangkabau itu adalah :
- Tagak jo Langkah (Berdiri dan Langkah). Ciri khas dari permainan silek adalah pola berdiri dan melangkah. Tagak artinya tegak atau berdiri, di mana pesilat berdiri? Dia berdiri di jalan yang benar (tagak di nan bana), dia bukanlah seorang yang suka mencari rusuh dan merusak tatanan alam, dan kehidupan bermasyarakat.
- Di dalam permainan silat, posisi berdiri adalah pelajaran pertama diberikan, yang dinamakan sebagai bukak langkah (sikap pasang) seorang pemain silat Minangkabau adalah tagak runciang(berdiri runcing atau berdiri serong) dengan posisinya selalu melindungi alat vital.
- Kuda-kuda pemain silat harus kokoh, untuk latihan ini dahulunya mereka berjalan menentang arus sungai.
- Langkah dalam permainan silek Minangkabau mirip dengan langkah berjalan, namun posisinya pada umumnya merendah. Posisi melangkah melingkar yang terdiri dari gelek, balabek, simpai dan baliak. Pola langkah yang dipergunakan pesilat Minang antara lain langkah tigo (langkah tiga, pola langkah yang membentuk segitiga). Langkah ampek (langkah empat, pola langkah yang membentuk segi empat).Langkah sambilan (langkah sembilan), yang biasanya untuk mancak (pencak)
- Seorang pesilat sejatinya memiliki Raso jo Pareso (Rasa dan Periksa). Raso (rasa) bisa diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu gerakan yang tepat tanpa harus dipikirkan dulu, seperti seorang yang mahir membawakan kendaraaan, dia pasti tidak berpikir berapa centimeter harus memijak rem supaya berhenti dengan tepat tanpa goncangan, tapi dengan merasakan pijakan rem itu dia dapat berhenti dengan mulus. Pareso (periksa) adalah kemampuan analisis dalam waktu yang singkat atau nalar. Di dalam pertempuran ungkapan pareso ini adalah kemampuan memanfaatkan sesuatu di dalam berbagai situasi pertempuran, dalam upaya untuk memperoleh kemenangan. Misalkan, jika kita bertempur waktu sore, upayakan posisi jangan menghadap ke barat, karena akan silau oleh cahaya matahari. Jadi antara raso dan pareso itu jalannya berpasangan, tidak boleh jalan sendiri-sendiri. Kita tidak boleh terlalu mengandalkan perasaan tanpa menggunakan pikiran, namun tidak boleh pula berpikir tanpa menggunakan perasaan. Ada pepatah yang mengatakan raso dibao naiak, pareso dibao turun (rasa di baik naik ke alam pikiran, periksa dibawa turun ke alam rasa). Demikianlah kira-kira maksud dari raso jo pareso yang diungkapkan oleh para guru silek.
- Alam fikiran Orang Minangkabau memiliki konsep berpasangan. Hal yang sama berlaku pada silek, setiap gerakan silat ada pemusnahnya, setiap kuncian ada teknik untuk melepaskannya. Oleh sebab itu sepasang pemain silat yang mahir mampu bersilat terus menerus tanpa putus dengan mengalir begitu saja. Mereka baru berhenti kalau sudah letih atau capek.
Bantuk gerakan dan pola serangannya :
- diutamakan menggunakan anggota tubuh, kaki dan tangan.
- seluruh anggota dan bagian tubuh dapat dijadikan alat penyerang
Teknik DasarSilek Minang :
- penggunaan tangan
- Teknik cucuak ciek jari (tusukan satu jari),
- Teknik cotok duo jari (tusukan dua jari),
- Teknik cakiak (cekik, menggunakan satu tangan dan dua tangan),
- teknik kalatiak (sambaran tangan),
- teknik kepoh (tepis menggunakan tangan),
- teknik manyiku (menyiku),
- teknik rangguik (renggut),
- teknik doroang, tundo, (dorong),
- teknik daga (hantaman menggunakan pang-kal telapak tangan),
- teknik sudu (sodokan menggunakan jari yang merapat lurus),
- teknik piuah (pelintir),
- teknik sambuik (menyambut serangan),
- teknik pakuak (bacok),
- teknik patah (patahan),
- serta teknik lapak (tamparan), dan
- teknik piciak (cubit atau jepitan jari).
- teknik menggunakan kaki,
- teknik sipak, simbek, gayuang (sepak, tendang),
- teknik hantam jo lutuik (hantam dengan lutut)
- teknik tundo jo lutuik (dorong dengan lutut),
- teknik simpia (sapuan),
- teknik sipak balakang (tendangan belakang), dan
- teknik injak (injak), serta
- teknik hantam jo tumik (hantaman dengan tumit).
- Untuk teknik dasar pengunaan bagian tubuh, dalam silek minang juga didapati
- teknik sondak (menggunakan dorongan atau benturan kepala) dan teknik gigik (menggigit lawan), serta
- teknik goyang pinggua (goyangan pinggul).
- Kombinasi
- Gerakan membanting lawan (mambantiang) dengan menggunakan kombinasi gerakan tangan dan kaki, turut menjadi materi utama.
- Seterusnya adalah kombinasi gerakan yang ditujukan untuk melakukan kuncian.
- Dan yang paling utama dari seluruh pembelajaran tersebut, adalah proses melepaskan diri dari bantingan dan kuncian yang dilakukan oleh lawannya
Reference :
- Miazuddin St Marajo wartawan Harian Haluan
- https://sumbarsatu.com/berita/12436-silek-seni-bela-diri-minangkabau-dan-filosofinya
- https://sport.tempo.co/read/1703849/mengenal-5-aliran-silek-bela-diri-tradisional-asli-minangkabau
- https://www.harianhaluan.com/news/109790298/7-deretan-aliran-silat-beladiri-dari-minangkabau-provinsi-sumatera-barat-salah-satunya-bernama-harimau
- https://www.silatindonesia.com/2011/12/sasaran-silek-minang-harimau-cupak/
- https://sumbarprov.go.id/home/news/5140-silat-tradisi-minangkabau-dan-syariat-islam-
- https://sumbarprov.go.id/home/news/15231-sekilas-sejarah-basilek-jo-barandai-minangkabau
- https://warta-pendidikan.com/2020/02/02/teknik-dan-pembelajaran-silat-minangkabau/
- https://sumbar.antaranews.com/berita/287456/tuo-silek–belajar-silek-minangkabau-tidak-harus-malam
Leave a Reply