Menulis : Niat, Motivasi, Teori dan Teknik

Berawal dari niat menulis yang hanya menjadi wacana, kemudian terbentur teori dan tekniknya. Download checklist menulis disini

Artikel ini bertujuan sebagai checklist pribadi saat akan menulis. Artikel ini adalah rangkuman dari sumber yang membahas tentang cara menulis yang baik. Sumber artikel bisa didapatkan di sub-artikel sumber. Kerangka tulisan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu tips menulis dan teori menulis..

DAFTAR

  1. Tips Menulis
    1. Niat dan Adab
    2. Tips Pra-Menulis
    3. Teori Praktis
      1. Kontent Utama
      2. Konten Pendukung
      3. Referensi
      4. Editorial
  2. Teori Menulis
    1. Narasi
    2. Eksposisi
    3. Persuasif
    4. Deskripsi
    5. Argumentasi
    6. Berita
    7. Creative Writing
    8. Blog
  3. Sumber

 

1. TIPS MENULIS

Sumber yang digunakan mengerucutkan dan mengelompokkan tips menulis menjadi 3 bagian yaitu : niat adab, tips pra-menulis, dan teori praktis. 3 bagian ini adalah proses menulis yang sebaiknya dilakukan secara berurut.

1.1 Niat dan Adab

Subbab ini menjelaskan landasan kenapa kita menulis, tujuan dan nilai-nilai apa yang harus dipegang saat ingin menyempaikan sebuah informasi. Proses pertama ini mengharuskan kita untuk melihat kembali ke dalam diri kita sendiri, “apa alasan kita menulis?”, apakah keterkenalan, mendapatkan uang, ekpresi keilmuan, atau menyebarkan kebaikan. Semua orang punya alasannya masing-masing dalam menulis, tetapi alangkah lebih baik jika alasan yang terakhir yang paling dominan.

  1. Ketika kita masuk dalam dunia informasi seperti public speaking, media cetak, media online, social media, niatkanlah menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk kebaikan penerima informasi.
  2. Berniatlah membuat tulisan yang bermanfaat untuk pembaca [4]. Niatkan karena Allah, niatkan untuk menjalin tali silaturahmi, niatkan untuk berbagi faedah [10]. sehingga pembaca dari tulisan kita menjadi lebih baik.Ada kalimat menarik tentang tips menulis ini. kata-kata yang terasa bukan dari ranah logika “kata akan mejadi indah jika ia dikeluarkan dari lubuk hati [6] mengalir dari hati [3].” Teringat nasehat yang pernah disampaikan saat pertama kali mengajar. “ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya tempatnya di hati. Cahaya ilmu ini hanya bisa disampaikan oleh hati, hanya bisa diterima dengan hati, yaitu hati yang baik dan ikhlas. Berapa banyak kita temui contoh kasus seorang pembelajar yang sulit menerima pelajarannya, penyebabnya adalah niat yang tidak ikhlas dalam belajar atau jangan-jangan niat pengajarnya yang tidak lurus dalam mengajar.”[34]
  3. Kata akan menjadi indah jika ia dikeluarkan dari lubuk hati [6], murni mengalir dari hati. [3]
  4. Tidak tergesa-gesa menyebarkan berita, periksalah kembali kebenaran sebuah berita [9] dengan menelusuri sumber beritanya.
  5. Ingat! Tidak semua yang kita dengar harus kita sampaikan [10]. Hindari ghibah, terlebih lagi fitnah [10]. Ghibah adalah fakta tentang seseorang yang tidak disukainya, apalagi diketahui orang lain. Seperti kita tidak suka keburukan kita jika dipublish d halayak umum. Sedagnkan fitnah adalah informasi bohong.
  6. Mampu membedakan informasi ranah publik dan ranah pribadi [10].
  7. Menanamkan kuat-kuat dibenak kita bahwa setiap tulisan, postingan, komen, copas, dan share akan dimintai pertanggung jawabannya [10].
  8. Ingat adab berbicara! Hak berbicara itu ada ketika telah memenuhi 3 syarat :
    • Niat harus karena Allah,
    • Menyampaikan informasi dengan benar, baik dari kandungan isinya, maupun dari cara penyampaiannya.[Q 17:53][10] Periksa kembali informasi yang didapat, hindari informasi dari sumber yang buruk atau informasi yang disampaikan merupakan berita keburukan. Orang terpercaya sekalipun mungkin ada salahnya dan lupa. [10]
    • Efek yang ditimbulkan jika informasi tersebut disampaikan adalah efek yang positif, atau bisa menekan keburukan saat itu. Ingat! Walaupun berita tersebut benar, ketika disampaikan pada kondisi yang salah maka akan memperburuk keadaan. [10]
  9. Menulis itu menggabungkan perasaan, logika dan struktur.[2]

1.2 Tips Pra-menulis

Hal-hal yang harus di persiapkan sebelum menulis, agar tulisan menjadi baik, bagus dan benar.

  1. Untuk menulis, pertama-tama kita harus punya adalah kemauan [2], sehingga bukan hanya menjadi wacana.
  2. Menulislah bebas, tuangkanlah ide seperti menumpahkan air, anggaplah kita berceloteh dalam buku harian kita, tidak memedulikan tata bahasa, titik koma dan ejaan. Yang penting adalah menulis dulu, yang penting adalah ide tertuangkan dalam tulisan, perasaan dan pikiran kita tersalurkan secara positif. Setelah ide tertuang, kemudian sunting dan jadikan tulisan secara utuh [2].
  3. Pilih topik, pilihlah topik yang dikuasai [7]. Tulisan yang menarik memang biasanya (tidak selamanya) topik-topik yang baru, masih hangat, dan belum banyak dibahas [1].
  4. Lakukan riset informasi dengan mengumpulkan data [5], bertanya langsung kepada orang-orang sekitar, melihat apa saja hal menarik yang sedang populer sekarang ini. Jika anda mengunakan internet maka anda dapat melihat Google Trends [4]. Cari data, baik data primer ataupun data sekunder [7]. Salah satu standar kualitas menulis yang tulisan itu dikatakan baik, bagus, dan benar [3] adalah informasi yang disampaikan sangat akurat dan fakta [4].
  5. Jika blank dan kehilangan inspirasi maka istirahatlah sejenak [7].
  6. Pilihlah media yang tepat, masing-masing media memiliki karakteristik sendiri, sesuaikan dengan tujuan menulis [7].
  7. Bagikan tulisan melalui social media.
  8. Membaca buku tentang dunia kepenulisan [2] untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis yang baik.

1.3 Teori Praktis

Sub bagian ini membagi tips menulis praktis, pembahasan dibagi berdasarkan struktur tulisan yang terdiri dari bagian utama, bagian pendukung, referensi. Setelah 3 komponen selesai dibuat, lakukanlah proses editorial. Proses editorial bisa dilakukan sendiri atau menggunakan rekan penulis untuk mendapatkan review yang lebih baik.

Konten Utama

  1. Memakai judul yang ringkas, tidak bertele-tele [2], serta menarik perhatian orang lain untuk dibaca [1]
  2. Menggunakan Tagline/Subtitle. Tagline yang ditambahkan biasanya berupa kalimat yang menggambarkan secara jelas isi tulisan. Tagline juga berguna sebagai penjelasan untuk melanjutkan judul yang ringkas tadi [1].
  3. Gunakan kata yang familiar dan mudah dipahami pembaca dan gunakan penjelasan untuk kata yang sulit dimengerti.[4]
  4. Tulisan yang baik adalah tulisan yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD) atau tata bahasa. Untuk membuat tulisan yang baik, seorang penulis harus belajar tata bahasa [2] sesuai dengan EYD dalam suatu bahasa [4].
  5. Cek kamus besar bahasa untuk verifikasi bahasa yang kita gunakan. Kita bisa menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk membantu mengecek EYD.
  6. Memiliki tujuan penulisan yang jelas, pokok pikiran umumnya disampaikan diawal. Pokok pikiran menjadi pembimbing untuk runtutan ide paragraf selanjutnya. Tulisan dikatakan buruk jika ada bagian tulisan yang menyeleweng dari pokok pikirannya [5].
  7. Menyusun kerangka berpikir sehingga logis, sistematis dan koheren. Agar logika pembaca tidak tersesat selama membaca [5][7].
  8. Gunakan penulisan huruf tebal, miring, garis bawah untuk menandai kata atau kalimat yang penting dalam tulisan yang kita buat [4].
  9. Gunakan tanda baca yang benar sesuai dengan cara penulisan dalam suatu bahasa [4].
  10. Koheren adalah penggunaan kata hubung / konjungsi seperti : setelah itu, oleh karena itu, kemudian, sebelum, dll [5]. Variasikan kata hubung sesuai dengan jenisnya sehingga tulisan menjadi tidak monoton. Beberapa jenis kata hubung adalah [8] :
    • Kata hubung gabungan : dan, lagipula, dan serta.
    • Kata hubung pertentangan : tetapi, melainkan dan sedangkan.
    • Kata hubung pilihan : atau, ataupun, maupun.
    • Kata hubung waktu : sebelumnya, selanjutnya, bilamana, sejak, sesudah.
    • Kata hubung tujuan : guna, untuk, agar, dan supaya. Kata hubung sebab : sebab dan karena.
    • Kata hubung akibat : sehingga, sampai, dan akibatnya.
    • Kata hubung syarat : jika, jikalau, kalau, dan apabila.
    • Kata hubung tak beryarat : walaupun, meskipun, dan biarpun.
    • Kata hubung perbandingan : seperti, sebagai, bagai, dan bagaikan.
    • Kata hubung korelatif : tidak hanya…tetapi juga, sedemikian rupa…sehingga, dan bukannya…melainkan.
    • Kata hubung penegas : bahkan, apalagi, yaitu, dan yakni.
    • Kata hubung penjelas : bahwa.
    • Kata hubung pebenaran : walaupun, meskipun, biar, dan biarpun.
    • Kata hubung urutan : lalu dan kemudian.
    • Kata hubung pembatas : kecuali, selain, dan asal.

Konten Pendukung

  1. Agar tulisan tidak monoton dan memudahkan pembaca memahami maksud dari objek yang dituliskan, tambahkan gambar dalam tulisan [4]. Konten pendukung dapat berupa gambar, ilustrasi atau diagram. Jangan lupa mencantumkan sumber gambar seperti “Image taken from Google Images” atau “Photo by xxx on Unsplash” [1].
  2. Saat butuh penjelasan kode teknikal, sertakan potongan kode pada tulisan. Kita bisa menggunakan code blocks, inline code style atau external source : gist, JsFiddle, codepen, twitter, youtube, instagram, facebook [1].
  3. Jika tulisan kita berhubungan dengan data, sertakan tabel pada tulisan. Selain tabel, alternatif lain adalah bulleted list, screenshot, gist csv, gist markdown [1].
  4. Jika ada tabel didalam tulisan maka perlu dipertimbangkan adanya chart sebagai ilustrasi dari tabel. Penyertaan chart bisa menggunakan inforgram [1].

Referensi

  • Menyertakan kutipan pada tulisan. Ada beberapa format kutipan yang bisa digunakan seperti format : italic dan medium style [1].
  • Menyertakan referensi tulisan [1].

Editorial

Setelah menulis, gunakan jeda 30-60 menit untuk beristirahat tanpa memikirkan tulisan [5]. Kemudian baca ulang tulisan [1], lakukan pengeditan dan penyempurnaan dengan memeriksa tulisan, jadiah editor, perhatikan penempatan tanda baca, EYD, margin, penggunaan kalimat majemuk, penulisan body note, footnote, daftar pustaka dan cara penulisan kata-kata asing yang harus dimiringkan (italic). Perhatikan juga kesinambungan antar kalimat dan sistematika tulisan sehingga mudah dibaca dan dimengerti [7]. Cari proofread [5] untuk mengkoreksi tulisan kita.

[wd_hustle id=”5″ type=”embedded”/]

2. TEORI MENULIS

Teori menulis ini, ada yang menyebutkan untuk tulisan utuh, ada juga yang menyebutkan untuk paragraf. Suatu tulisan yang terdiri dari beberapa paragraph bisa memiliki jenis paragraph yang sama, suatu tulisan yang terdiri dari beberapa paragraph bisa memiliki jenis paragraph yang berbeda. Secara teori tulisan/paragraf hanya terdiri dari 5 jenis, yaitu : Narasi, Eksposisi, Persuasif, Deskripsi, Argumentasi. Masing-masing jenis memiliki pengertian, tujuan dan cirinya. Dengan memahami jenis paragraf, kita dapat melakukan perbandingan terhadap hasil tulisan kita, apakah sudah sesuai dengan tujuan paragraph tersebut dibuat. Kita dapat melakukan perbaikan berdasarkan tips jenis paragraph tersebut.

  • Tulisan fIksi adalah tulisan hasil imajinasi [35].
  • Tulisan non fiksi ditulis berdasarkan fakta [35].

2.1 Narasi

  1. Narasi adalah rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu yang dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir. Jenis narasi ekspositorik memperluas pengetahuan, narasi artistic memiliki amanat teselubung yang objektif dan naratif sugestif memiliki amanat terselubung yang subjektif [11].
  2. Contoh tulisan narasi antara lain : novel, cerita pendek (cerpen), anekdot, dan puisi.[12] penelitian lapangan [13]
  3. Narasi memiliki ciri :
    • Menonjolkan perbuatan [11].
    • Dirangkai berdasarkan waktu (kronologis) [11].
    • Menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?” [11].
    • Narasi harus memiliki konflik, tanpa konflik narasi menjadi tidak menarik.
    • Narasi bisa berupa peristiwa, pengalaman penulis, imajinasi atau benar-benar terjadi [11][14][15].
  4. Langkah membuat narasi :
    • Tentukan tema dan amanat yang akan disampaikan [11].
    • Tetapkan sasaran pembaca [11].
    • Rancang peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur [11].
    • Bagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita [11].
    • Rincikan peristiwa utama ke dalam detail peristiwa sebagai pendukung cerita [11].
    • Susun tokoh, perwatakan, latar dan sudut pandangan [11].
  5. Tips membuat narasi :
    • Biarkan pembaca menarik kesimpulan sendiri [13].
    • Esai narasi membentuk poin dengan menuntun pembaca secara perlahan, bukan menyuguhkan esai retoris [13].
    • Kejelasan, kata-kata yang kompleks dan sintaksis adalah hambatan untuk menghasilkan kejelasan dan ini harus dihindari [13].
    • Tidak perlu berlebihan menjelaskan setiap gerakan kita sendiri [13].
    • Narasi dibuat dalam bentuk orang pertama, hindari narasi sebagai orang kedua [13].
    • Untuk membuat pembaca tertarik, pilihan kata harus dinamis [13].
    • Hindari kata yang terdengar terlalu klinis atau kalimat pidato, gunakan bahasa gaul, idiom [13].
    • Hindari konstruksi kalimat pasif [13].
    • Batasi referensi, memasukkan kutipan dalam teks memang direkomendasikan, tetapi dalam sebuah esai narasi, ini bisa mengganggu jika berlebihan [13].
    • Narasi adalah alat retorika tajam karena memungkinkan pembaca menarik kesimpulan mereka sendiri, tetapi jangan sampai terperangkap dengan menghilangkan efektivitas tulisan. Dengan menghindari kesalahan ini, kita dapat secara halus memandu pembaca ke arah yang kita inginkan [13].

2.2 Eksposisi

  1. Eksposisi digunakan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat [11].
  2. Contoh tulisan eksposisi adalah berita di media, tips, buku teks, resep, dan tulisan ilmiah (scientific writing), makalah (paper), skripsi , tesis , disertasi [12].
  3. Eksposisi memiliki ciri :
    • Penggunaan analisis dan sintesis yang diperjelas dengan data, fakta, angka, peta, grafik, statistic, gambar, ilustrasi dan urian yang bersifat objektif [11].
    • Tetap ada pendapat, gagasan dan keyakinan penulis, tetapi tidak dominan [11].
    • Paragraph terakhir adalah penegasan bukan ajakan atau permintaan dukungan [11].
  4. Langkah membuat eksposisi :
    • Menentukan tema [11].
    • Menentukan tujuan karangan [11].
    • Memilih data yang sesuai dengan tema [11].
    • Membuat kerangka karangan [11].
    • Mengembangkan kerangka menjadi karangan [11].
  5. Jenis jenis eksposisi :
    • Eksposisi urutan analisis : Urutan kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang cara kerja sesuatu atau penjelasan terjadinya suatu peristiwa [16].
    • Eksposisi urutan fungsional, yaitu analisis sebab akibat [16].
    • Ekposisi analisis perbandingan [16].

2.3 Persuasif

  1. Persuasif bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu [11]. Persuasi adalah upaya untuk membalikkan pemikiran yang dipercaya secara umum dan memaksa pembaca untuk mengevaluasinya kembali prinsipnya [19]. Tulisan persuasif dibuat berdasarkan pendirian bahwa manusia bisa berubah
  2. Contoh tulisan persuasive adalah editorial (tajuk rencana), review produk/jasa, iklan/advertorial [12].
  3. Tulisan persuasif memiliki ciri :
    • Adanya bujukan dan ajakan [11].
    • Tulisan persuasif harus menimbulkan kepercayaan dan kesepakatan dari pembaca [11].
    • Persuasif menghindari konflik atau kontradiksi dalam tulisannya agar kepercayaan tidak hilang [11].
    • Tetap perlu fakta dan data untuk mendukung tulisan [11].
  4. Tips membuat persuasif :
    • Langsung ke inti tulisan dengan cara kalimat utama diletakkan di paling awal [18].
    • Menulis untuk dibaca cepat [18].
    • Gunakan beragam teknik persuasi untuk menarik para pembaca seperti : pengulangan, validasi sosial, agitasi masalah (sebelum menawarkan solusi, sampaikan pada pembaca seburuk apa keadaannya) [19].
    • Beri pembaca alasan untuk peduli pada pendapat kita [19].
    • Hilangkan basa-basi dan frase plin plan agar tampil berwibawa [19]. Sampaikan tulisan dengan berwibawa dan tegas, tulisan harus terdengar seperti seorang ahli dan layak untuk dipercaya [19].
    • Tantang pembaca tulisan [19].
    • Sangkal argumentasi yang berlawanan [19].
    • Sesudah memilih kata, kita juga harus bisa mengolah emosi pembaca. Artinya, pembaca dapat mengobarkan atau meredam emosi dari tulisan yang kita buat, khususnya untuk teks persuasi politik atau propaganda [20].
    • Banyak menggunakan kata ajakan untuk melakukan aksi seperti : ayo, mari, lakukanlah, dan lain-lain.[17][18]
    • Hook pada bagian awal [19].
    • Tulislah dengan singkat, maksimal 20 kata, ini akan menjaga dan mempertahankan perhatian pembaca [18].
    • Gunakan kata kerja imperatif : jadikanlah, hendaknya, waspadalah [20].
    • Gunakan kata-kata penghubung yang argumentatif :jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu [20].

2.4 Deskripsi

  1. Deskripsi adalah penggambaran suatu objek, benda, ruang, tempat, atau peristiwa tertentu secara jelas dan terperinci sehinggga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri apa yg dituliskan [11].
  2. Contoh tulisan deskripsi termasuk puisi, jurnal, gambaran alam, novel, naskah drama, atau gambaran tentang sebuah konsep atau gagasan (ide) [12].
  3. Deskripsi memiliki ciri
    • Menggambarkan sesuatu sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra [11].
    • Menjelaskan ciri objek, warna, ukuran, bentuk secara rinci [11].
    • Membuat pembaca merasa dan mengalami sendiri [11].
    • Objectif apa adanya terhadap objek deskripsi [11].
    • Tulisan menjadi subjektif untuk tafsiran atau kesan penulis [11].
  4. Tips membuat descripsi :
    • Awali dengan kalimat umum memperkenalkan, awali dengan mendeskripsikan hal pertama yang paling menarik perhatian kita [21].
    • Fokus pada yang paling menonjol, tonjolkan detail tempat kecil untuk membuat deskripsi menarik [21].
    • Masukkan detail paling penting saja supaya pembaca tidak bosan [21].
    • Fokus pada detail fisik yang mengisaratkan kepribadian [21].
    • Deskripsikan detail sensorik, seperti warna, tekstur atau rasa [21].
    • Tulis bagaimana reaksi tokoh pada tempat itu [21].
    • Bicarakan kegunaan benda tersebut untuk menceritakan tujuannya dan bagaimana cara menggunakannya [21].
    • Gunakan bahasa eksotik yang mengejutkan untuk menghidupkan paragraf, contoh : “Satu kursi, satu meja, satu lampu” [21].
    • Gunakan bahasa figuratif dan kata sifat yang kuat di sepanjang paragraf [21].
    • Isi detail terakhir untuk memberi gambaran yang bagus [21].
    • Akhiri paragraf dengan deskripsi atau kesimpulan yang menarik [21].

2.5 Argumentasi

  1. Argumentasi adalah gagasan dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk (rujukan) pembaca. Argumentasi berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif disertai contoh, analogi, dan sebab akibat [11]. Argumentasi mengandung pendapat atau sikap yang diikuti dengan alasan. Gagaran utama argumentasi dikembangkan dengan acara menerangkan pendapat, ulasan, bahasan atau ide pribadi dari penulis [25].
  2. Ciri argumentasi adalah :
    • Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca [11]
    • Ada data, fakta dan tabel [11]
    • Berusaha merubah sikap, pendapat dan pandangan pembaca [11]
    • Menghindarkan keterlibatan emosi dan subjektivitas [11]. Tidak memuat kalimat mengandung emosi penulis [27]. Tidak memuat subjektivitas si penulis [27].
    • Menggunakan macam-macam pola pembuktian [11].
    • Memuat logika serta penalaran [27].
  3. Tips argumentasi :
    • Bentuk paragraf sebab akibat [25].
    • Bentuk paragraf akibat sebab [25].
    • Bentuk paragraf rincian [25].
    • Bentuk paragraf contoh [25].
    • Bentuk paragraph generalisasi [26]
    • Ada klaim (claim), sebuah kalimat pernyataan yang dapat dipercaya atau tidak kebenarannya [28].
    • Ada alasan (reason), yaitu pernyataan pendukung klaim [28].
    • Ada bukti (evidence), dalam bentuk data-data yang dikumpulkan untuk mendukung alasan [28].
    • Ada pengakuan (acknowledge) yang dipercaya umum sehingga menjadi pembanding klaim [28].
    • Ada jaminan (warrant), yaitu referensi terdahulu yang memperkuat klaim [28].
  4. Perbedaan antara argumentasi dan persuasif adalah, argumentasi berasal dari gagasan atau ide, sedangkan persuasif bisa bukan berasal dari gagasan.

Berdasarkan teori menulis, tulisan formal hanya terdiri dari 5 jenis tadi yang menuntut aturan baku yang sistematis [12]. Ada beberapa jenis tulisan lain yang layak disebutkan karena kekhususnya yaitu :

2.6 Berita

  • Berita adalah tulisan deskriptif dengan format 5w1h

2.7 Creative Writing

Creative writing adalah tulisan diluar kelompok penulisan formal. Contoh creative writing adalah : journals, diaries, essays, storytelling, poetry, memoir, vignettes, letters, scripts, song lyrics, speeches, journalism, blogging, free writing [12].

2.8 Blog

  1. Blog adalah website yang berisi konten tulisan [36].
  2. Tips membuat blog :
    • Tulis topik yang kita tertarik [31] sehingga kita tahu dengan topik tersebut [29]. Keep it simple [31].
    • Menulis seperti berbicara kepada teman [29].
    • Jangan kebanyakan basa-basi [29]. Keep it short [33]. Jangan menulis paragraf terlalu panjang [29], alat elektronik relatif mudah melelahkan mata, sehingga blog maksimal menggunakan 500-600 kata [33].
    • Libatkan pembaca dengan menggunakan kata seperti “sobat, teman” [29] tetapi hindari bahasa SMS [31].
    • Gunakan gaya bahasa yang mudah dipahami [29].
    • Gunakan subheading supaya tidak mudah lelah saat dibaca [29].
    • Gunakan bullet point dan gambar [29].
    • Cek alur tulisan, koreksi kesalahan [31] dan edit sebelum dipublikasikan [29].
    • Menulis secara berkala, rahasia menulis adalah konsistensi [31].
    • Minta pendapat rekan [31].
    • Publikasikan artikel pada moment yang tepat [31].
    • Supaya cepat menulis buat tulisan dengan format “listicles” [33].
  3. Tipe-tipe blog :
    • Hobi menulis : blog traveling, blog tentang politik, blog fashion, berbagi pengalaman pribadi, blog film [32].
    • Berbagi ilmu : blog DIY, blog terkait finansial, blog bisnis, blog pecinta hewan, blog lifestyle [32].
    • Tujuan Pemasaran : blog musik dan musisi, blog parenting, blog olahraga, blog makanan dan resepnya, blog terkait gaming [32].

SUMBER

  1. https://medium.com/easyread/panduan-menulis-yang-baik-layaknya-professional-di-medium-ad5aa22c6ddc
  2. https://www.kompasiana.com/sayyari/55172eb4a333118407b6594c/gimana-sih-cara-menulis-dengan-baik-dan-bagus
  3. https://www.kompasiana.com/katedrarajawen/551b9404a33311aa28b65a25/bagaimana-menulis-yang-baik-bagus-dan-benar
  4. https://jagad.id/cara-menulis-artikel-yang-baik-dan-benar-teknik-blogging/
  5. https://www.ajar.id/post/6-langkah-menulis-yang-berpengaruh
  6. http://repository.uin-malang.ac.id/1649/2/1649.pdf
  7. https://www.idntimes.com/life/inspiration/irene-cynthia-hadi-1/7-langkah-awal-buat-kamu-yang-lagi-belajar-menulis-c1c2
  8. https://dosenbahasa.com/macam-macam-kata-penghubung
  9. https://muslim.or.id/31810-petunjuk-syariat-dalam-menerima-dan-menyebar-share-berita.html
  10. https://muslimah.or.id/8790-sosmedmu-surga-dan-nerakamu.html
  11. https://slideplayer.info/slide/2686780/
  12. https://romeltea.com/cara-menulis-jenis-jenis-tulisan-dan-creative-writing/
  13. https://blog.sribu.com/id/5-tips-menulis-sebuah-narasi-yang-baik/
  14. https://cahyadi-takariawan.web.id/contoh-narasi/
  15. https://id.wikipedia.org/wiki/Narasi
  16. https://id.wikipedia.org/wiki/Eksposisi
  17. https://brainly.co.id/tugas/22558424
  18. https://mrbambang.com/inspirasi-dari-hijup-tips-menulis-artikel-yang-persuasif-c11f58f671cc
  19. https://id.wikihow.com/Menulis-Esai-Persuasif
  20. https://blog.ruangguru.com/pengertian-dan-contoh-teks-persuasi
  21. https://id.wikihow.com/Menulis-Paragraf-Deskriptif
  22. http://smartnulis.blogspot.com/2017/05/5-tips-menulis-deskripsi-yang-efektif.html
  23. https://www.kompasiana.com/mailindra/55530b4b6523bd470c16ff10/cara-menulis-deskripsi-novel-dan-cerita-pendek-cerpen
  24. https://writepreneurs.com/cara-menulis-deskripsi-produk/
  25. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/04/pengertian-paragraf-argumentasi-ciri-ciri-cara-membuat-jenis-contoh.html
  26. https://perpustakaanvikko.blogspot.com/2015/01/cara-menulis-paragraf-argumentasi.html
  27. https://rumus.co.id/contoh-karangan-argumentasi/
  28. https://www.kompasiana.com/lailanhfzh/5a292b063c2c7532c21500d2/belajar-membuat-argumentasi
  29. https://sugeng.id/10-tips-menulis-artikel-blog-keren-banget/
  30. https://arryrahmawan.net/10-tips-menulis-artikel-blog-yang-disukai-pembaca/
  31. https://www.zenius.net/blog/6350/tips-panduan-menulis-blog
  32. https://www.dewaweb.com/blog/cara-membuat-blog/
  33. https://www.kompasiana.com/primata/5d2e9d080d8230329b02b3f3/5-langkah-membuat-artikel-blog-yang-menarik-untuk-pemula
  34. https://rumaysho.com/2062-cahaya-allah-akan-jauh-dari-pelaku-maksiat.html
  35. https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-perbedaan-buku-fiksi-dan-nonfiksi-1900/
  36. https://salamadian.com/pengertian-blog/

[forminator_quiz id=”1917″]


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *